Fork, Spoon, and
Chopstick
(Garpu, Sendok, dan
Sumpit)
“She can’t live beside me in
Korea, Mom.”
“Honey,
she’s your first love, right? She’ll be your wife soon. Did you remember your
words with Grandpa before he passed away?”
“Mom,
everything was changing. And I’m in a contract with my group not to married
before the contract was end. Please, Mom. Don’t let her move to Korea. At least
for three or four years later.”
“Honey,
she already touchdown in Incheon. Pick her as soon as possible. She have nothing
in Korea. I love you sweetheart.”
“Mom!!!”
***
“Wah,
Seoul ramai sekali ya? Lihat, gedung itu tingginya hampir menyentuh langit
mungkin,”celoteh seorang gadis saat mobilnya memasuki kawasan Seoul.
“Ngomong-ngomong,
ada hubungan apa kau dengan Khun?”tanya Taecyeon yang tengah berada dibelakang
kemudi.
“Nickhun?
Dia calon suamiku.”
Settt…
Mobil mendadak berhenti.
“Apa
kau bilang? Calon suami? Kau?”Taecyeon sangat kaget.
“Memangnya
kenapa? Kami sudah dijodohkan sejak kecil,”jawab gadis manis itu.
Gadis
itu bernama Namh. Ia berasal dari Thailand dan sekarang sedang menyusul calon
suaminya yang seorang artis di Korea.
“Apa
kau tahu kalau Khun adalah seorang artis disini?”
“Tentu
saja. Aku bahkan melihat reality show We Got Married-nya bersama Victoria f(x)
bulan lalu,”gadis itu berkata sambil melihat keluar jendela mobil. Ia masih
takjub dengan kemegahan gedung-gedung diKorea.
“Hoa!”Taecyeon
setengah tak percaya.
***
“Kenapa
kau nekad kemari, Namh?”Khun berkata saat mereka bertemu dihotel.
“Memang
kenapa? Bibi bilang tidak apa-apa. Lagipula sebentar lagi kita akan menikah,
kan?”gadis itu memutari setiap ruangan dikamar hotelnya.
“Hya!
Sudah kubilang semuanya telah berubah. Perjodohan itu sudah kuanggap angin
lalu,”Khun sedikit kesal.
“Oo,
ini pintunya bisa terbuka sendiri? Lihat, Khun! Yng seperti ini tidak ada
dihotel Thailand,”Namh terheran-heran dengan dengan sliding automatic door yang
ada dikamarnya.
“Hah,
aku bisa gila.”Khun menunduk.
“Khun,
aku bisa menunggu. Tiga tahun, empat tahun, bahkan sepuluh tahun aku akan
menunggumu. Aku tidak bisa hidup jauh darimu,”Namh memeluk Khun dari belakang.
“Tapi,
Namh? Aku masih terikat kontrak dengan managemenku. Aku bahkan tidak boleh
memiliki seorang pacar.”ucap Khun.
“Kau
tidak perlu mengatakan pada semua orang bahwa aku ini adalah calon istrimu.
Katakan saja bahwa aku ini asisten pribadimu dan aku bisa berada disisimu
sepanjang waktu,”Namh semakin erat memeluk Khun.
***
“Khun?
Sebenarnya gadis itu siapa?”Taecyeon bertanya.
“Dia
asisten pribadiku.”jawab Khun singkat.
“Jujur
saja padaku, Khun. Dia adalah calon istrimu dari Thailand, kan?”
“Taecyeon-ah,
tolong jangan beri tahu siapa-siapa tentang gadis itu,”Khun memohon.
***
“Annyeonghaesyo, naneun Namh imnida. Aku
adalah asisten pribadi Khun. Mohon bantuannya.”Nahm memperkenalkan dirinya
dihadapan para member 2PM lainnya.
“Kudengar
kau dari Thailand ya? Sawadee Khap,”Wooyoung
memberi salam kepada Namh.
“Appa
dari Korea dan Eomma dari Thailand. Aku besar di Thailand dan belajar bahasa
Korea sejak kecil. Jadi kalian tidak perlu khawatir,”jawab Namh polos.
“Tapi
kau sama sekali terlihat seperti orang Korea asli. Lihat, kau juga punya poni
yang lucu,”Wooyoung tertawa melihat kepolosan Namh.
Taecyeon hanya bisa melirik Khun.
Khun sedari tadi menatap keluar jendela. Mengacuhkan semua yang dikatakan Namh.
“Khun-ah,
kenapa dari tadi hanya diam saja. Asistenmu sangat lucu,”Wooyoung berkata.
“Ah,
dia memang begitu,”Khun beranjak berdiri lalu berjalan ke luar ruangan.
Gaya
berpakaian Namh sangat unik. Gadis itu selalu memakai rompi berbulu kemanapun
ia pergi. Rambutnya yang berponi juga menambah keunikan dirinya.
***
“Hya,
Namh-ssi! Kau mau pesan apa?”Wooyoung bertanya pada Namh yang duduk dilain
meja.
“Aku
tidak pernah makan yang seperti ini sebelumnya. Jadi aku sedikit bingung dengan
ini,”Namh terlihat bingung membaca buku menu.
“Jeongmal? Kau belum pernah makan pasta
sebelumnya?”Wooyoung tampak keheranan.
Namh dengan polos menggeleng.
Taecyeon yang sedari tadi
memperhatikannya tersenyum kecil.
Siang
itu Khun, Wooyoung dan Taecyeon makan siang bersama disebuah restoran pasta di
daerah Gangnam bersama Namh.
“Namh,
duduklah disini.”Taecyeon meminta Namh un tuk bergabung dengan mereka dalam
satu meja.
“Kemarilah,”Wooyoung
juga memintanya.
“Ah,
gwenchana. Aku kan seorang asisten,
jadi aku hrus duduk terpisah dengan artisku.”kata Namh dengan polos.
“Kali
ini kau bersama kami bukan jadi seorang asisten. Kau kan asistennya Khun. Jadi
kau bukan asisten kami. Aku sudah kuanggapmu sebagai teman,”Wooyoung
menghampiri Namh lalu menarik tangannya agar ia mau duduk dalam satu meja
dengan mereka.
“Wah,
khamsahamnida.”Namh merasa
tersanjung.
Pesanan sudah datang. Pasta Olive
Oil, Raviolli, Risotto, dan Vongole telah
tersaji dimeja mereka. Tiba-tiba Namh mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Sumpit.
“Hya,
mengapa kau makan pasta dengan sumpit? Ini bukan ramen. Kau harus pakai garpu,”bentak
Khun.
“Pakai
ini,”Taecyeon menyodorkan garpunya ke Namh.
“Annyeo. Aku sudah terbiasa makan dengan
sumpit. Bahkan aku makan nasi-pun memakai sumpit,” Namh memperlihatkan
sumpitnya yang ia bawa dari Thailand.
“Isssh,”Khun
kesal dengan sifat Namh yang keras kepala.
Namh kaget saat melihat Taecyeon
memakan Raviolli menggunakan sendok.
“Taecyeon-ssi?
Kenapa kau makan pakai sendok?”Namh memperhatikan Taecyeon yang lahap makan
Raviolli dengan sendoknya.
“Kau
tahu, Taecyeon hanya bisa makan dengan sendok sedangkan Khun hanya bisa makan
dengan garpu. Itu sebabnya Taecyeon tidak bisa makan steak dan Khun tidak akan
pernah memakan sup. Dan kau biasa makan dengan sumpit. Ah, sudahlah ayo
makan,”Wooyoung mulai memakan pastanya dengan lahap.
***
“Hya,
kau lupa membawa jaket baseball-ku?”Khun tampak sibuk membuka koper.
“Sepertinya
kau meninggalkannya didalam Van,”Namh juga tengah sibuk menata kembali pakaian
yang diobrak-abrik Khun.
“Cepat
ambil! Sebentar lagi aku akan mulai on camera!”perintah Khun pada Namh.
“Baiklah,”Namh
segera berlari keluar ruangan.
***
“Ah,
dimana jaketnya? Aku bisa kena marah Khun kalo tidak segera menemukannya,”Namh
tampak bingung saat memeriksa Van 2PM.
“Hya,
apa ini yang kau cari?”kata seseorang dari luar Van.
Namh keluar dari Van.
“Omo,
bagaimana bisa ini ada ditanganmu? Syukurlah kalau sudah ketemu,”Namh lega.
“Kau
akan bertahan samapi kapan diperlakukan Khun sperti ini?”Taecyeon bertanya
serius.
“Taecyeon-ssi,
apa yang kau maksud? Aku kan hanya seorang asistennya Khun. Jadi sudah
sepantasnya kalau aku ini disuruh-suruh Khun,”Namh sedikit kikuk menjawab
pertanyaan Taecyeon.
“Sudahlah,
aku telah mengetahui semuanya. Khun sendiri yang mengatakannya padaku.”Taecyeon
merasa kasian melihat perlakuan Khun pada Namh.
“Gwenchana Taecyeon-ssi. Hanya dengan
cara ini aku bisa selalu berada didekat Khun,”Namh tersenyum.
***
“Hya,
ini kenapa kemejaku warnanya kusam. Kau ini bisa memncuci baju tidak, sih?”Khun
memegangi kemeja birunya yang tampak kusam.
“Tapi
kemarin kau yang menyuruhku untuk memasukkannya ke laundry,”Namh membela diri.
“Babo! Kau seharusnya tau apa yang harus
kulakukan,”Khun marah sekali. Kemeja itu akan ia pakai untuk keacara variety
show.
“Maaf,
aku tidak tau. Ini pakai dulu sepatumu.”Namh baru saja selesai mengelap saepatu
Khun.
“Kau
ini bodoh atau apa? Ini bukan sepatu yang cocok dengan bajuku ini. Ah,
sudahlah! Aku akan cari sendiri!”Khun melempar sepatu itu dan berjalan keluar
kamar.
Namh sangat
sedih. Khun telah banyak berubah semenjak ia menjadi artis diKorea. Khun yang
ramah dan selalu tersenyum saat tampil diTV sangat berbeda dengan Khun yang
selalu dihadapi Namh. Pemarah dan selalu menganggap Namh salah adalah sosok
Khun saat ini.
“Khun,
kau banyak berubah,”air mata Namh mengalir begitu saja.
Tiba-tiba ada seseorang yang
menyodorkan tisu untuknya.
“Pakailah
ini. Kau tampak benar-benar bodoh dengan air mata itu,”Taecyeon menyodorkan
selembar tisu untuk Namh.
“Gomawo,”Namh mulai menyeka air matanya.
“Seseorang
bisa berubah, Namh. Termasuk Khun. Sudahlah jangan pikirkan lagi Khun. Aku
sudah tak tahan melihatmu seperti ini,”Taecyeon berkata.
“Gwenchana, demi Khun apapun akan
kulakukan,”kata Namh.
“Apa
kau bodoh? Apa kau tidak punya harga diri? Lihatlah betapa menyedihkannya
dirimu sekarang. Kau diperlakukan lebih menyedihkan dari seorang pembantu, Namh.
Kau selalu dibentak-bentak Khun dengan sesuka hati, kau harus mempersiapkan
semua kebutuhannya 24jam, kau bahkan tidak punya waktu untuk istirahat, Namh.
Aku yakin Khun hanya akan mempermainkanmu saja,”Taecyeon marah pada Namh.
“Kakekku
dan Kakek Khun adalah sahabat sejati. Dulu kakekku mengalami gagal ginjal
sehingga setiap minggu harus melakukan cuci darah. Namun, berkat kakek Khun
yang mau mendonorkan sebuah ginjalnya untuk kakekku, kakekku tidak harus
melakukan cuci darah lagi. Kakek Khun juga yang membantu keluarga kami keluar
dari maslah ekonomi yang bertahun-tahun membelit kami. Kata kakek, aku harus
menikah dengan Khun untuk membalas semua kebaikan kakek Khun. Dan sampai akhir
hayatnya-pun, kakek terus mengingatkanku untuk menikah dengan Khun kelak,”ucap
Namh sambil berurai air mata.
Taecyeon merasa bersalah. Ia
telah membuat Namh menangis tersedu-sedu.
Taecyeon akhirnya memeluk Namh
yang menangis semakin terisak. Namh hanya diam saja saat Taecyeon memeluknya.
“Hya,
Ok Taecyeon! Apa yang kau lakukan dengan calon istriku?”Khun memukul Taecyeon
hingga membuatnya jatuh terkapar. Terlihat darah keluar dari sudut bibir
Taecyeon.
“Apa?
Calon istri? Kau masih berani menyebutnya sebagai calon istrinya, hah?”Taecyeon
membalas pukulan Khun. Khun juga jatuh terkapar.
“Apa
urusanmu? Kau tidak berhak mencampuri urusan kami!”Khun menarik kerah kemeja
Taecyeon.
“Kau
ini lelaki atau bukan? Bisa-bisanya ka memperlakukan wanita seperti itu.
Sebenarnya Namh itu calon istrimu apa pembantumu?”tantang Taecyeon.
“Sudah hentikan!”Namh berusaha
memisahkan keduanya. Namun, ia tak berdaya karena ukuran tubuhnya yang kecil.
“Ingat
ya, aku tidak akan membiarkanmu menyentuh Namh lagi,”Khun mengancam.
“Hmm,
kau juga harus ingat! Takkan kubiarkan Namh menangis lagi,”Taecyeon membalas
ancaman Khun.
Seketika Khun menarik tangan Namh
yang masih memegang tisu pemberian Taecyeon.
“Ikut
aku,”
***
“Hya,
sebenarnya apa yang membuatmu menangis?”tanya Khun saat mereka berada dijalan.
“Kau.”Namh
masih sedikit terisak.
“Aku
kenapa?”Khun masih tidak menyadari kesalahannya.
“Benar
kata Taecyeon. Kau memperlakukanku seperti pembantu,”
“Jangan
sebut nama itu lagi dihadapanku,”Khun menambah kecepatan mobilnya.
“Waeyo? Kau memang seperti itu
terhadapku,”Namh mengelap ujung matanya yang masih berair.
“Hya!
Aku seperti itu karena stress pekerjaan. Kau tau betapa padatnya jadwal-ku
bersama 2PM? Aku bahkan hanya sempat tidur selama tiga jam sehari. Ditambah
lagi sebentar lagi 2PM akan mengadakan showcase. Itu membuatku gila,”Khun mulai
kehilangan keseimbangan laju mobilnya.
“Khun,
jangan ngebut-ngebut. Aku takut,”Namh ketajutan saat melihat speedometer
menunjuk angka 150km/jam.
Dan duniapun berubah menjadi
gelap.
***
Seorang
gadis terbaring lemah dengan slang oksigen dihidungnya dan infuse ditangan.
Gadis itu baru saja menjalani operasi pengangkatan serpihan kaca yang menancap
dipelipis kanannya.
“Bagaimana
keadaan Namh, Dok?”tanya seorang pria yang sedari tadi memegang erat tangan
gadis itu.
“Kemungkinan
besar ia akan mengalami sedikit masalah dengan ingatannya. Itu disebabkan
karena benturan saat kecelakaan yang cukup hebat yang dialami otakknya. Mungkin
ia hanya dapat mengingat sekitar 60% dari memorinya sekarang,”ucap Dokter saat
memeriksa keadaan Namh.
“Maksudmu
ia akan kehilangan ingatannya akhir-akhir ini?”tanya lelaki itu.
“Benar,
bahkan untuk kemungkinan terburuknya ia tidak akan ingat kejadian selama satu
tahu terakhir,”jela Dokter itu.
Lelaki itu hanya terpaku wajah
Namh yang masih koma. Tangannya masih menggenggam erat jemari Namh.
“Sumpit,
mungkinkah kau akan mengingatku saat kau sadar nanti? Bagi orang Korea sendok
dan sumpit tidak bisa dipisahkan. Namun tidak untuk kali ini. Sumpit tidak akan
pernah bersama dengan sendok. Hiduplah dengan garpu itu dengan bahagia,”lelaki
itu lalu mengecup lembut kening Nahm.
***
“Kau!
Aku akan menyerahkan sumpit kepadamu. Jangan kau perlakukan dia seperti itu
lagi. Aku akan mengawasimu dari Jepang,”ucap Taecyeon.
“Arasseo.
Garpu tidak akan lagi membuat sumpit menangis,”Khun berjanji saat mengantar
Taecyeon di Bandara.
***
Perlahan-lahan
Namh mulai membuka matanya. Dia terlihat sedikit bingung dengan keadaan
disekitarnya.
“Namh,
kau sudah bangun?”Khun mulai tersenyum saat melihat Namh membuka mata.
“Khun….”ucap
Namh lemah.
“Iya,
Namh. Aku disini.”Khun mengenggam ert tangan Namh. Terlihat matanya
berkaca-kaca.
***
“Keadaan
nona Namh sudah jauh lebih baik. Mungkin lusa nona Namh sudah bisa pulang,”ucap
Dokter saat memeriksa keadan Namh.
“Kau
dengar, Nahm? Lusa kau sudah bisa pulang. Jadi sekarang ka harus banyak makan,
supaya cepat sembuh.”kata Khun yang duduk disamping Namh.
“Jeongmal?
Waaa, khamsahamnida Dokter,”Namh tersenyum manis.
“Kalau
begitu saya perimsi dulu,”Dokter kemudian keluar dari kamar Namh.
***
“Namh,
maukah kau memaafkan aku?”Khun berlutut didepan Namh.
“Waeyo,
Khun? Maaf atas apa? Kau sudah terlalu baik padaku,”Namh bingung melihat Khun
berlutut didepannya.
“Kau
mungkin tidak ingat. Tapi aku telah bertindak bodoh kemarin padamu. Maafkan aku, Namh.
“Kau
ini bicara apa, Khun? Kau membuatku terharu,”Namh malah memeluk Khun sambil
jongkok.
“Mianhae,
jeongmal mianhae Namh. Dulu aku menyia-siakanmu. Sekarang aku sadar, bahwa
cintamu tulus padaku,”Khun memeluk Namh hangat.
***
Dua
tahun yang lalu Namh dan Khun melangsungkan pernikahan di Seoul. Pernikahan
mereka berlangsung meriah karena dihadiri oleh banyak orang. Termasuk para
perwakilan Hottest dari berbagai negara. Namun, Taecyeon tidak bisa hadir
karena ia harus tinggal di Jepang selama beberapa bulan untuk promosi album
solonya.
Setelah
menikah, mereka tinggal di Bangkok. Khun harus bolak-balik Bangkok-Seoul setiap
sebulan sekali demi istrinya, Namh yang tengah hamil muda.
“Yeobo,
ini kutemukan didepan pintu pagar. Kupikir ini kiriman dari fansmu.”Khun yang
baru saja tiba dirumah menemukan sebuah kotak berwarna merah marun.
“Hya
yeobo, aku tidak punya fans. Kau kan yang anggota 2PM, mungkin ini adalah
kiriman dari fansmu,”Namh berkata pada suaminya itu.
“Tapi ini ditujukan padamu,
yeobo. Kemarilah,” Namh duduk disamping Khun.
Namh membuka kotak itu. Ternyata
isinya adalah sebuah sumpit dan garpu.
Dear Nona Sumpit,
Mungkin kau tidak akan ingat
padaku, tapi aku akan selalu ingat padamu.
Sumpit dan garpu memang tidak
bisa dipisahkan bukan?
Meskipun sumpit sering
dipandang remeh, namun jika ada garpu disisinya, itu tidak akan terjadi lagi.
Sumpit dan sendok tidak akan
pernah bisa bersatu. Jangan tanya mengapa, karena takdir sudah menggariskan
mereka tidak pernah bisa bersatu.
Selamat menempuh hidup baru,
Aku akan menunggu sumpit dan
garpu junior disini
Salam,
Sendok
“Sumpit?
Garpu? Sendok?”air mata Namh akhirnya tumpah juga. Ingatan-ingatan akan sosok
Taecyeon muncul dipikirannya. Taecyeon yang selalu makan menggunakan sendok,
bahkan saat ia makan pasta. Taecyeon yang dulu selalu membantunya saat ia
diperlakukan tidak adil oleh Khun, Taecyeon yang dulu memeluknya saat ia
menangis karena Khun. Kini Namh telah ingat semuanya.
The End
Tidak ada komentar:
Posting Komentar