Rabu, 31 Juli 2013

Heebum, please back to me



Tuttt….Tuuuuttt…

                      “Oo, waeyo Heechul-ah?” Teuk menerima panggilan dari Heechul.
                      “Leeteuk-ah, apa kau ada jadwal hari ini?”Heechul bertanya dengan khawatir.
                        “Hari ini ada latihan, beberapa talkshow dan aku akan ke Kona Beans. Waeyo?” Teuk sekali lagi bertanya.
                        “Bulan ini Heebum harus medical check up. Sementara aku tidak bisa minta ijin keluar dari Mess. Maukah kau mengantarnya ke Pet Shop?”Heechul memohon.
                        “Dimana Pet Shopnya? Apakah masih didaerah Seoul?”
                        “Daerah, Gangnam-Gu. Tempat biasanya Hyuk mengantar Choco.”
                        “Oh, arrasseo. Ada lagi yang kau khawatirkan?”
                        “Anneyo. Hanya itu yang membuatku tidak tenang. Gomapta,”
Klik. Heechul menutup panggilan.
Tiba-tiba Hyuk datang dan menanyakan siapa yang baru saja menelponnya.
                        “Dari siapa, hyung? Eomma-mu?” Tanya Hyuk sambil makan pisang.
                        “Heechul. Dia memintaku mengantar Heebum ke Pet Shop.”jawab Teuk.
                        “Mwo? Sayang sekali dia sama Heebum. Heebum-ah, Appamu terlalu khawatir padamu!”teriak Hyuk pada Heebum yang sedang bermain bersama Choco dan Champagne.
Teuk berjalan mendekati Heebum lalu menggendongnya.
                        “Heebum-ah, kau tampak sehat. Mengapa ia begitu khawatir padamu ya?”Teuk berbicara pada Heebum yang ada digendongannya.
                        “Kau akan membawa Heebum ketempat latihan, hyung?”hyuk tampak penasaran.
                        “Tentu saja. Jadwal kita begitu padat hari ini. Tapi akan kusempatkan untuk mengantarnya ke Pet Shop.”Teuk baik sekali.



***

Ditempat latihan Teuk menitipkan Heebum pada supirnya.
                        “Ahjussi, tolong jaga Heebum selagi aku latihan.”
                        “Ne, Leeteuk-ssi.”
Sementara Heebum pasrah berada di gendongan supir van Super Junior.
Setelah hampir 4jam berlatih, Leeteuk keluar gedung tempat latihan dan menghampiri Heebum. Teuk sangat keget saat melihat Heebum lemas dan hanya tiduran dikursi van.
                        “Heebum-ah, gwenchana?”Tanya Teuk pada Heebum.
Heebum tidak meresponnya dan masih terkulai lemas.
                        “Ahjussi, ayo kita bawa Heebum ke Pet Shop. Distrik Gangnam-Gu,”
                        “Ne,”
Selama diperjalanan, Teuk menggendong Heebum. Kucing berbulu abu-abu itu sangat lemah. Bahkan ia enggan mengangkat kepalanya. Teuk merasa Heebum sakit. Dia membungkus tubuh Heebum dengan handuk.
                        “Hyuk-ah, Heebum sepertinya sakit. Bagaimana ini?” Teuk menelpon Hyuk.
                        “Hya! Kau ada dimana sekarang? Ini kan jam kita latihan?”Hyuk berteriak ditelepon.
                        “Aku sedang dalam perjalanan ke Pet Shop. Heebum sakit. Arrrghhh bagaimana ini?”Teuk tambah khawatir.
                        “Ah, paling Heebum sedang rindu dengan Appa-nya. Minngu depan Appa-nya pulang, tenang saja.”
Klik. Sambungan telepon diputus Hyuk.
                        “Hya! Hyuk-ah? Hyuk-ah?” Teuk masih memanggil-manggil Hyuk walaopun sambungan telepon telah terpurus.


***


                        “Heebum-ah sedang mengalami stress dan sedikit terinfeksi pada bagian telinganya. Berikan ini setiap selesai mandi dan ia hanya boleh mandi dengan air hangat,”kata Dokter di Pet Shop.
                        “Heebum-ah, jangan sakit. Appa-mu bisa membunuhku kalau kau sakit ditanganku.” Kata Teuk yang masih menggendong Heebum. Heebum terlelap tidur saat tadi habis diberikan suntikan suplemen.
                        “Jangan lupa untuk menjaga asupan makanannya dan minumannya. Jangan beri dia Ikan Asin. Ia hanya boleh makan cat food berkadar garam rendah.”nasehat Dokter semakin membuat Teuk sedih.
                        “Arrasseo. Jadi, kapan Heebum akan sembuh, Dokter?”Tanya Teuk.
                        “Minggu depan bawalah Heebum kemari. Jika belum ada perubahan, maka Heebum akan dirawat lebih intensif disini.”
                        “Oo..Khamsahamida.”
Teuk membawa Heebum keluat Pet Shop.
                        “Heebum-ah, kau harus sehat.”


***



Di Dorm, Leeteuk membawa Heebum kekamarnya. Ia meletakkan Heebum dikasur putihnya. Heebum masih terbungkus selimut. Teuk juga mengatur suhu udara dikamarnya agar Heebum tidak kedinginan.
                        “Leeteuk-ah, bagaimana heebum? Dia sehat kan?”Tanya Heechul sesaat setelah mereka pulang dari Pet Shop.
                        “Hee—Heebum? Ah, dia sehat. Dia sedang main dengan Choco.”Leeteuk terpaksa berbohong.
                        “Oh, Gomapta. Jangan lupa untuk memberinya makan ya.”
Teuk memandangi tubuh Heebum yang terkulai lemas dikasurnya.
                        “Heebum-aahhh…”Teuk menangis.

Malam itu, Teuk tidur bersama Heebum. Heebum belum juga sadar setelah tadi diberikan suplemen oleh Dokter. Dan itu membuat Teuk hampir gila.
Paginya Teuk mendapati Heebum sudah tidak ada dikasur. Teuk tambah panik.
                        “Heebum-ah? Heebum-ah?”Teuk memanggil-manggil Heebum.
                        “Miaww…miawww”Heebum bersuara. Ternyata ia sedang bermain dengan handuk yang kemarin membungkus tubuhnya dikolong tempat tidur.
                        “Heebum-aah!” teuk seraya menggendong Heebum dan memeluknya.
                        “Ayo mandi, Heebum-ah”teuk membawa Heebum kekamar mandi.
            Teuk menempatkan Heebum dibathtub yang berisi air hangat dan beberapa mainan Heebum. Mereka terlihat sangat gembira. Terlebih untuk si Leader yang terlepas dari ketakutan akan Heechul.
Selama hampir seminggu Heebum selalu dibawa Teuk kemanapun ia pergi. Semenjak Heechul belum bisa pulang karena wamil, Teuk-lah yang merawat Heebum. Hari-hari dilewati Teuk dengan menenteng tas berisi Heebum. Saat sedang ngopi di Kona Beans-pun, ia pergi bersama Heebum. Kalaupun Teuk tidak bisa membawa Heebum pergi, Heebum akan dengan setia menunggu Teuk didepan kamar Teuk dengan wajah lucunya itu.
Dan, akhir pekanpun tiba. Heechul diperbolehkan pulang dari Korps-nya. Dengan semangat Heechul berjalan memasuki Dorm.
                        “Heebum-ah? Appa kembali!”panggil Heechul dari pintu masuk.
Tidak seperti biasanya. Heebum akan berlari menyambut Appnya itu, namun sekarang hanya Champagne yang hanya berjalan mendekati Heechul.
                        “Champagne-ah, Heebum kemana?” Heechul bertanya.
Champagne malah melompat dari pelukan Heechul dan berlari entah kemana.
Heechul akhirnya berjalan menuju kamar Teuk dan betapa kagetnya ia saat ia melihat Heebum sedang tertidur pulas disamping Teuk. Tidak biasanya Heebum mau berdekatan dengan orang selain dirinya. Apalagi sekarang Heebum sudah lama tidak bertemu dengan Heechul.
             Dengan hati-hati Heechul mengangkat Heebum yang sedang tertidur lalu menggendongnya.
                        “Heebum-ah, nomu bogoshipo.”Heechul berbisik pada kucingnya itu.
Dikamar Heechul, Heechul menempatkan Heebum ditempat tidurnya. Setelah ia mandi dan berganti pakaian, Heechul pun tidur disamping Heebum.



***



                        “Hooaaammmmhhh. Heebum-ah, Appa---,” Heechul kaget saat melihat Heebum sudah tidak ada ditempat tidurnya.
Heechul keluar dari kamar dan menemukan Heebum sedang berada dipangkuan Teuk. Teuk sedang bermain PS bersama Hyuk. Heechul sangat sedih saat ia berulang kali lewat disamping Heebum dan Heebum sama sekali tidak meresponnya.
                        “Oo, heechul-ah. Maaf tadi Heebum terus saja mengeong dan aku membuka pintu kamarmu,”Teuk berkata sambil memainkan stick PS.
                        “Gwenchana, Heebum memang begitu,”kata Heechul yang sedang minum susu.
                        “Apa Heebum sudah makan?” Chul bertanya.
                        “Dia belum makan. Tapi ia sempat mengeong saat Choco minum susu tadi.”Hyuk ikut bicara.
                        “Hya! Apa kau berikan susu nya Choco pada Heebum juga?” Chul sedikit khawatir.
                        “Heebum terus saja mengeong. Aku kasian padanya dan kubiarkan ia minum susu bersama Choco,”jawab Teuk.
                        “Heebum-ah, kemari sayang. Appa buatkan makanan untukmu,”
(hening)
Heebum masih bermanja-manja dipanngkuan Teuk.
                        “Heebum-ah, Appamu memanggil”Teuk berkata pada Heebum. Dan seketika Heebum berjalan mendekati Heechul.
Perasaan Heechul hancur saat melihat Heebum lebih menurut perkataan Teuk daripada dirinya.
Chul membawa Heebum kekamarnya.



*** 



                        “Heebum-ah, ada apa denganmu? Apa kau marah padaku?” Tanya Chul pada Heebum.
Heebum malah sibuk minum susu.
                        “Heebum-ah, kau tau bagaimana aku sangat merindukanmu? Apa kau marah karena aku tidak mengantarmu periksa? Taukah kau, Heebum-ah, aku tidak boleh keluar. Aku sedang wamil. Kau seharusnya memahami Appamu ini. Apa kau sudah tidak sayang pada Appamu ini lagi?” nada suara Chul semakin meninggi.
Dan seketika Heebum pergi meninggalkan Chul sendiri dikamar. Dan tanpa sadar Heechul mulai menitikkan air mata.
Hyuk yang tidak sengaja melihat Heechul menangis dikamar, mencoba menghiburnya.
                        “Hyung? Gwenchana? Ada apa menangis? Apa kau sedang merindukan Hankyung?”Hyuk duduk disebelah Heechul yang sedang menangis.
                        “Dulu Hankyung yang pergi meninggalkanku, sekarang Heebum yang mulai menjauh dariku.”Heechul mencoba menahan airmatanya.
                        “Hyung, mengapa kau berkata seperti itu? Sudahlah jangan seperti ini,”Hyuk memeluk Heechul.
                        “Kau tidak memahami perasaanku sekarang, Hyuk-ah.”
                        “Choco dulu juga seperti itu. Dia dulu bahkan hanya mau makan jika Hae yang menyiapkannya. Ia bahkan hanya mau tidur dekat dengan Hae. Aku sempat stress dan hampir gila. Bagaimana mungkin Choco melakukan hal seperti itu padaku padahal kami udah saling memiliki bertahun-tahun? Namun, taukah kau hyung? Beberapa hari kemudian Choco kembali seperti dulu. Kita memang tidak pernah tau apa yang diinginkan mereka,”



***


Hari ini hari dimana Heechul harus pulang ke Mess untuk meneruskan wamilnya. Saat Heechul berkemas hanya Champagne yang setia menemaninya dikamar.
Tiba-tiba Teuk datang menawarkan bantuan.
                        “Ini ada titipan dari noona-mu.”Teuk memberikan sekotak suplemen kesehatan.
                        “Ah, gomapta,”jawab Heechul datar.
Tiba-tiba Heebum datang memasuki kamar. Heechul sangat senang melihat Heebum mau masuk lagi kekamarnya. Namun, semua itu sirna saat Heebum malah duduk didekat Teuk. Hati Heechul seakan pecah menjadi berkeping-keping. Bahkan disaat ia akan berangkat wamil-pun Heebum tidak mau berada didekatnya.
                        “Leeteuk-ah, maukah kau memelukku?”Heechul meminta Teuk untuk memelukknya.
                        “Tentu saja,”Teuk lalu memeluk Heechu dengan hangat.
                        “Leeteuk-ah, jagalah Heebum untukku. Dia sepertinya lebih nyaman berada didekatmu,”kata Heechul sambil menahan tangis.
                        “Hya? Apa yang kau bicarakan? Kau kan Appa-nya Heebum, bukan aku,” Teuk berusaha menghibur Heechul.
                        “Anneyo. Semenjak aku pulang Heebum terus saja menempel padamu. Heebum sudah lebih nyaman didekatmu. Aku ikhlas Heebum menjadi milikmu. Jaga dia dengan baik. Dia adalah satu-satunya kucing berbulu abu-abu di Korea,” Heechul akhirnya menitikkan air mata.
                        “Ah, mungkin karena aku memakai parfummu, Heechul-ah,”Teuk melepaskan pelukannya dari Heechul.
                        “Mwo?”Heechul yang masih sembab tambah bingung.
                        “Ini saran dari Hyuk. Dulu waktu akan pergi ke Pet Shop, Heebum sempat tak mau kugendong, nah aku sengaja memakai parfummu ini.” Teuk menunjukkan parfum yang ia maksud.
                        “Benarkah?” Heechul mengahpus air matanya.
                        “Apa selama kau pulang kau pernah memakai parfume?” teuk berkata.
Heechul menggeleng.
                        “Aku hanya sempat memikirkan Heebum,”
Teuk-pun menyemprotkan parfume ke baju marinir Heechul. Tak lama kemudian Heebum berjalan mendekati Heechul.
                        “Miawww…”Heebum mengeong minta gendong.
                        “Heebum-ah, kau mau Appa gendong?”heechul berkaca-kaca.
                        “Tentu saja Appa,” teuk yang menjawab.
Heechul memeluk Heebum. Perasaannya sangat sangat sangat senang. Seakan ada bagian tubuhnya yang hilang kini lengkap kembali.
                        “Jadi selama ini kau memakai parfume ku itu?”
                        “Ya, menurut Hyuk itu agar Heebum mau kugendong saat akan ke Pet Shop.” Teuk bercerita.
                        “Jadi kau memakai  parfume-ku itu selama seminggu full?” nada suara Heechul meninggi.
                        “Ya bagaimana lagi, parfume mu enak sekali, Heechul-ah. Beli dimana?” teuk dengan tanpa dosa bertanya.
                        “HYA!!!!!????!!!!! Itu aku beli di Singapore kau tau?!!!”Heechul meletakkan Heebum ke kasur lalu mendekat ke Teuk.
                        “A—aku ha-hanya menurut pada anjuran Hyuk, Heechul-ah,”Teuk mundur selangkah.
                        “Kau tau berapa harga parfume ini??!!” Heechul menunjukkan muka garangnya.
Teuk menggeleng.
Heechul jatuh terduduk dengan botol parfume yang hampir habis itu ditangannya.
                        “Hampir empat bulan aku menunggu hanya untuk bisa membeli parfume ini! Ini parfume edisi terbatas, Leeteuk-ah,”Heechul berdiri tepat didepan Teuk dengan tatapan matanya yang tajam.
                        “Hyukjae-ah!!! Kau harus bertanggung jawab dengan semua ini!!!” Teuk gemetaran.



THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar