Selasa, 09 April 2013

How I Miss Him So Much



How I miss him so much...

Aku rindu papa, ya aku rindu lelaki hebat berusia kepala 5 itu. Sosok pria diam yang tak banyak kata.





Masih segar diingatan bagaimana beliau dengan sabarnya mengajariku naik sepeda saat aku masih kanak-kanak. Aku rindu semua tentang papa. Aku rindu suara derap kaki papa yang pulang dari masjid setiap subuh, rindu suara gemericik air wudu beliau, bahkan aku juga rindu cara beliau mengingatkan aku agar mandi.

Walaupun aku dan papa beda kota dan seminggu sekali pulang, aku hampir tidak bisa merasakan hal itu lagi. Disaat aku pulang dari kota gudeg ini, Papa sudah berangkat ke kantor. Dan saat beliau pulang kerja aku seringkali melewatkan membuatkan beliau secangkir teh.

I miss him and always miss all about him. He’s my first love. Papa adalah cinta pertamaku. Beliau dengan cara khasnya selalu mengajari tetang arti kerja keras kepada putra-putrinya. Untuk mengobati rasa rindu ini, terkadang aku menyemprotkan parfum beliau ke jaket sebelum aku berangkat ke Jogja. Ya, dengan cara itu aku sedikit bisa merasakan Papa akan selalu bersamaku setiap saat.

Pernah suatu kali aku melihat beliau yang tengah duduk sambil terkantuk didepan layar TV. Aku berpikir apa yang telah aku lakukan untuk Papa selama ini? Bahkan diumurku yang hampir menyentuh kepala dua ini, mungkin belum bisa dibilang membanggakan Papa.
Hanya selantun doa agar Papa selalu diberi kesehatan dan aku masih diberi kesempatan untuk membuat papa bangga.

Dengan penuh cinta dan air mata
Arintya Putri Fadhila

(Special dedicated for Agus Widodo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar