Sabtu, 09 Maret 2013

Dibalik Cabe Rawit



cr : klinik fotografi kompas


9 Maret 2013, pukul 11.43 WIB di Pasar Tradisional Kota Klaten

Ceritanya hari ini lagi ada quality time sama Mama. Aku nemenin Mama belanja sayur dipasar. Enggak tahu kenapa, Mama milih belanja sayur didekat parkiran motor yang notabene sayurnya nggak terlalu lengkap.

Guess what?


Mama belanja disalah seorang penjual yang sudah terbilang nenek-nenek. Mungkin penggambaran bisa dilihat dari gambar diatas (tapi itu hanya penggambaran). Mama beli tempe dua biji tempe sama cabe rawit dua ribu. Mama kaget waktu cabe dua ribu yang dibungkusin penjual itu jumlahnya nggak seperti biasanya. Mama lalu nanya kok cabe rawitnya sedikit, trus si ibu jawab,"Rawit e dereng panen bu. Mangsa udan menika lombok e mboten tukul sae. Mboten saged panen sakniki, kados e lombokipun radi larang."

Iseng aku nanyain ke ibu penjual,"kok mboten sae kadosipun menapa nggih, bu?". Si ibu penjual jawab,"soal e mbak, dipanen sakniki lombok e dereng abang. Yen mboten dipanen sakniki mangke wit e bosok kodanan. Dadine lombok larang,"

Dari percakapan tadi aku bisa menarik sebuah topik yang menarik. Ada yang berusaha mati-matian didalam sesendok sambel yang hampir setiap hari kita makan. Mahalnya harga cabai tadi disebabkan karena :
1) Tanaman cabai yang tidak terlalu suka air. Jadi penanaman cabai dimusim penghujan saat ini, tanaman cabai susah untuk tumbuh subur. Notabene tanaman cabai tidak suka air, padahal sekarang curah hujan lumayan tinggi.
2) Ehm, mungkin petani cabai kebingungan dengan cuaca yang tidak menentu saat ini. Siangnta panas lalu sore atau malamnya hujan lebat. Untuk memenuhi kebutuhan pasar akan cabai, petani cabai mau tidak mau harus menanam cabai.

Ini semua hanya hipotesis dari percakapan singkat dengan ibu penjual sayur dipasar tadi. Menarik. Sangat menarik bahwa dibalik sebungkus cabai rawit seharga dua ribu, kita bisa menelisik jauh tentang permasalahan yang dialami oleh para pejuang (petani).


ehm, mungkin kalo kuliah outdoor trus langsung berinteraksi kayak gini lebih masuk (sepertinya). Interaksi langsung menurutku bisa menguatkan memori tentang materi yang disampaikan. Permasalahan seperti ini mungkin bisa dijadikan bahan diskusi (diskusi???? ._.)

ps. sorry for bad post. i just share what i think^^



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar