Halo,
saya Raka.
Tidak
perlu banyak nanya saya ini siapa.
Disini
saya cuma ingin menitipkan beberapa cerita.
Kalau
mau baca, terima kasih.
Kalau
tidak ya, silahkan klik exit pada page ini.
30 Desember 2013
Saya sedih banget.
Merayakan tahun baru dengan
kesendirian rasanya seperti makan kebab tanpa daging didalamnya.
Enak sih, tapi kurang greget!
(Sebenernya
nggak enak juga, udah bayar mahal, Cuma dapet roti sama sayurnya aja.)
Di rumah saya hanya nonton film sama
Mas Catra ditemani suara rengekan Gendis yang minta ditemani main
masak-masakan.
Saya dan Mas Catra bisa dibilang
jomblo ngenes mala mini.
Gila, malam tahun baru cuman
mantengin laptop!
Nggak ada sms ‘Selamat Tahun Baru’
pula, jangankan dari pacar, dari teman-teman pun nggak ada.
Oke lah, saya ngerti semua pada
sibuk dengan dunia masing-masing.
***
Singkat cerita saya dan Mas Catra
nonton film Insidious 2, awal-awalnya kami melontarkan makian-makian karena
kejutan yang ada didalam film, tapi lima belas menit kemudian…
“Ka, gimana ya? Aku tuh udah stuck
banget sama ni cewek. Gila, lihat dia senyum aja Mas Catra udah mati gaya,”
Ya, lima belas menit kemudian kami
malah asyik saling curhat tentang gebetan masing-masing.
Mas Catra cerita tentang bagaimana
cewek yang dia taksir dari A sampai A.10 (ini
saking banyaknya cerita Mas Catra yang diulang pada bagian yang sama),
sementara saya cerita masalah kampus yang nggak abis-abisnya.
Dua jam cerita nggak jelas, akhirnya
saya bisa ambil kesimpulan.
Mas Catra beruntung dan saya
(kurang) beruntung.
Cewek yang ditaksir Mas Catra
ternyata adalah sahabatnya dari SMP, sedangkan saya, nggak tahu siapa cewek
yang saya taksir.
Well,
malam 2013 kami tutup dengan makan mie instan rebus plus kornet plus telor yang
diceplok.
Plus segelas kopi.
Payah banget ya? Kami berdua
sama-sama tidak bisa menenggak segelas kopi. Paling banter juga Cuma setengah
gelas kopi. Karena itulah kami minum segelas kopi berdua.
Oiya, saat diluar rumah para
tetangga sibuk nyalain kembang api, saya dan Mas Catra masih sibuk nyalain
kompor.
“Ini gimana sih, Ka? Kok nggak
nyala-nyala kompornya?”keluh Mas Catra dengan nada suara hampir menyentuh kata ‘frustasi’.
“Sik,
sik, pasti ada yang nggak beres,”itu kata-kata pamungkas saya.
“Regulatornya belum dipasang mas,
jadinya nggak bisa nyala,”kata embak pembantu yang tiba-tiba nongol didapur.
Nggak usah kaget sama embak
pembantu, nanti bakalan sering muncul juga dalam cerita. Secara embak pembantu
yang satu ini sering (banget) buat masalah dirumah.
Oke, lanjut ke cerita pilu saya dan
Mas Catra.
“Naksir sama sahabat sendiri, enak kali Ka.
Nggak perlu rebutan sama orang lain. Kan, semua kegiatannya kita tahu,”celetuk
Mas Catra saat mie instan rebus kami sudah jadi dan siap meluncur ke esophagus.
“Kok bisa, Mas?”
“Bisa lah, coba aja.”
“…”
“Eh tapi kamu jangan sekali-kali
nyoba sama sahabatmu, ya!”tiba-tiba Mas Catra menaikkan nada suara.
“Lah?”
“Kamu mau naksir Bagas?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar