Senin, 03 Desember 2012

Negara Agraris Pengimpor Beras?

  
Negara Agraris Pengimpor Beras



Pangan merupakan kebutuhan dasar yang pemintaannya terus meningkat seiring dengan perkembangan jumlah penduduk dan peningkatan kualitas hidup. Pangan dihasilkan melalui suatu kegiatan yang sering kita sebut dengan pertanian. Kata pertanian erat kaitannya dengan negara agraris itu sendiri. Indonesia termasuk kedalam tiga besar negara agraris tersebut. negara agraris adalah negara yang sebagian besar penduduknya mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Mata pencaharian penduduk Indonesia pada umumnya adalah petani. Berbagai hasil pertanian diunggulkan sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia. Para petani pun mendapat posisi yang mulia dengan berbagai pandangan tersebut.


Dahulu, Indonesia memang disebut sebagai negara agraris, tetapi untuk saat ini apakah masih bisa dikatakan sebagai negara agraris? Sekarang posisi petani semakin sulit, ditambah lagi dengan harga pupuk dan bibit yang harganya makin melambung tinggi. Belum lagi dampak dari pemanasan global yang menyebabkan musim menjadi tidak menentu yang menyebabkan hasil panen menjadi berkurang. Ujung-ujungnya pemerintah akan melakukan impor bahan makanan pokok dari luar negeri. Seperti yang dilansir media online solopos.com Indonesia telah menandatangani kesepakatan membeli beras dari Kamboja dalam volume 10.000 ton per tahun dalam jangka waktu lima tahun kedepan. Sungguh disayangkan saat Indonesia yang dahulu menyandang predikat sebagai negara agraris, sekarang justru menjadi negara pengimpor beras terbesar ketiga didunia.
Impor merupakan kebijakan jangka pendek yang diambil oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional. Impor bahan pangan  menyebabkan beberapa kerugian, diantaranya adalah banyaknya uang negara yang digunakan untuk melaksanakan impor, jatuhnya harga beras lokal, terancamnya kesejahteraan petani Indonesia dan masih banyak lagi.
Sebenarnya masalah impor beras dapat diatasi sedikit demi sedikit dan dengan melibatkan dari berbagai lapisan masyarakat. Pemerintah, kaum muda dan petani bisa membuat suatu kerjasama untuk mencoba mengatasi masalah tersebut. Pemerintah memberikan sarana dan prasarana untuk kaum muda dalam mengembangkan berbagai ilmu dalam bidang pertanian, sedangkan kaum muda memanfaatkan sarana dan prasana dengan melakukan inovasi-inovasi guna meningkatkan produksi pertanian. Selanjutnya inovasi-inovasi yang ditemukan oleh kaum muda diajarkan ke para petani dengan cara-cara pendekatan. Menurut hasil seminar Ketahanan Pangan yang diselenggarakan pada 4 Desember 2012, pemerintah sudah mengupayakan untuk memenuhi kebutuhan pangan, namun hasilnya belum maksimal. Mungkin dengan cara itulah Indonesia bisa sedikit demi sedikit terlepas dari ketergantungan impor beras dan dapat memenuhi kebutuhan pangan nasional secara mandiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar