Sabtu, 24 November 2012

Agrifish Leadership Action


Hari ini entah kenapa semangat nulis membara setelah mendengar “Bung Hatta memimpin bangsa bukan dengan orasi, bukan dengan aksi, namun dengan sebuah coretan penuh makna bernama tulisan”


Agrifish Leadership Action telah usai digelar di Auditorium Fakultas Pertanian UGM pada 24 November 2012. Entah mengapa setelah mengikuti pelatihan kepemimpinan dengan tema “Membangun Karakter Kepemimpinan dalam Menjawab Tantangan Global” ini jiwa dan semangat untuk berorasi dalam bentuk coretan pena semakin besar. Mungkin ini adalah takdir (?)



Narasumber Agrifish Leadership Action (ALA) adalah Kak Luthfi, seorang mahasiswa Fisipol UGM angkatan tahun 2008. Beliau adalah mantan Presiden BEM KM UGM tahun 2011. Kak Luthfi mengawali pembicaraan dengan mengupas sisi lain dari Jalan Kaliurang pada tahun 2008. Beliau menyebutnya dengan “Romantisme Angkatan 2008-2011”. Jalan Kaliurang merupakan sebuah nama jalan yang berada diantara kawasan kampus UGM. Letaknya diantara Gedung GSP dan Kampus Fakultas MIPA dan Farmasi. Kak Luthfi menceritakan keadaan Jalan Kaliurang sejak pertama kali ia menginjakkan kaki di Jogja hingga sekarang ditahun keempatnya menjadi seorang mahasiswa UGM, bahwa telah banyak perubahan yang terjadi pada jalan yang menurut beliau penuh dengan romantisme saksi bisu para staff BEM KM UGM yang sering melewatinya saat pulang rapat pada masa jabatan Kak Luthfi.

Selanjutnya Kak Luthfi bercerita tentang sisi lain romantisme antara kemajuan teknologi yang diberdayakan para mahasiswa ugm lintas angkatan. Pada tahun 2008 sosnet yang sering dipergunakan adalah “Friendster”. Friendster merupakan jejak dari masa-masa ke-labil-an kita melalui tulisan yang besar-kecil dan pencampuran dengan angka dimulai. Beranjak pada tahun berikutnya yaitu tahun 2009 mulai dikenal sosnet “Facebook” dan hingga sekarang mulai ramai dengan “Twitter”.

Satu yang angat membekas dihati adalah saat Kak Luthfi berkata,”jaman sekarang galau lebih dilakukan diruang public. Lantas jika mereka masih melakukan galau diruang public seperti sosnet, bagaimana mereka akan menjadi pemimpin jika mereka masih sibuk dengan urusan dirinya itu?
Kak Luthfi juga menyebutkan beberapa nama tokoh yang sampai saat ini masih dikenang namanya karena teknik memimpin mereka yang mampu mencuri perhatian kita. Bung Karno, Bung Hatta, Bung Sjahrir, dan Tan Malaka adalah empat nama yang berhasil membuat seisi Auditorium Faperta hening sejenak. Bung Karno memimpin dengan gaya orasinya yang begitu memukau bagi siapa saja yang mendengarnya. Lain halnya dengan gaya memimpin dari Bung Hatta. Beliau yang cenderung kalem lebih memilih coretan pena sebagai teknik kepemimpinan, banyak buku-buku yang dikarang oleh Bung Hatta yang mempelopori pemimpin-pemimpin muda Indonesia saat ini. Selanjutnya adalah Bung Sjahrir, seorang cerdas yang memilih jalur akademisi atau diplomasi. Beliau merupakan otak dari serangkaian perjanjian-perjanjian yang pernah dilakukan Indonesia untk mempertahankan kedaulatan dengan Negara lain. Dan yang terakhir adalah Tan Malaka, pemimpin PKI dari madiun ini cenderung langsung bereaksi dengan apa yang ia lihat. Beliau memang seorang pemimpin dari Parkai Komunis Indonesia, namun teknik kepemimpinannya patut dicontoh.


Tiga kata kata kunci untuk menjadi tipe ideal seorang pemimpin, menurut apa yang telah Kak Luthfi sampaikan adalah :

Moralitas
Kita sebagai seorang mahasiswa harus berani mengungkapkan kebenaran untuk menegakkan keadilan. Moralitas seorang mahasiswa sepautnya bertindak demikian karena kita adalah calon penerus bangsa.

Intelektualitas
Seorang pemimpin harus mempunyai intelektualitas, seperti contohnya Bill Gates. Beliau pernah di DO dari sekolahnya namun beliau mampu menjadi pemimpin dalam bidang Software Microsoft sampai saat ini. Apabila ada suatu masalah, hendaknya diadakan riset, kajian, dan mengumpulkan data terlebih dahulu. Jadikan landasan untuk memberikan yang terbaik untuk rakyat keran kampus kita, UGM, adalah universitas kerakyatan Jalan terakhir adalah aksi.

Oposisi dalam ketidakadilan
Butuh keberanian untuk menjadi seorang pemimpin.



ARINTYA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar